Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan pada perdagangan terakhir, menyentuh level 8.416,88 dan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,55%. Hal ini menunjukkan dinamika yang positif di pasar modal, di tengah arus investasi asing yang cukup signifikan.
Di antara saham-saham yang menjadi pendorong utama kenaikan indeks, DSSA menunjukkan kekuatan dengan penguatan 6,58%. Namun, tidak semua saham tampil positif, ada beberapa yang mengalami penurunan, termasuk GOTO yang tertekan 4,62% dan BRMS yang melemah dalam persentase yang sama.
Pembelian bersih yang dilakukan oleh investor asing mencapai Rp666,66 miliar di pasar reguler, menunjukkan ketertarikan investor luar terhadap potensi pasar Indonesia. Secara total, pembelian bersih di seluruh pasar mencapai Rp710,06 miliar, suatu sinyal positif bagi investor lokal.
Analisis Sektor dan Pergerakan Saham dalam Pasar Modal Indonesia
Dari segi sektoral, enam sektor mengalami penguatan, dengan sektor properti menjadi yang terdepan dengan kenaikan 2,41%. Di sisi lain, sektor industri dasar mengalami tekanan, mencatatkan penurunan sebesar 2,06% yang berpengaruh pada performa keseluruhan indeks.
Beberapa saham dalam sektor properti tampak menunjukkan tren yang menarik, mendemonstrasikan potensi investasi yang menjanjikan. Meningkatnya kepercayaan di pasar properti sering kali diiringi oleh optimisme terhadap aktivitas ekonomi yang lebih luas.
Sementara itu, di sektor industri dasar, penurunan yang signifikan menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan sektor tersebut. Apakah ini mencerminkan tantangan yang lebih besar, atau merupakan fluktuasi sementara yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di dalamnya?
Tindakan Korporasi yang Menarik Perhatian Investor
Salah satu berita menarik datang dari Djasa Ubersakti (PTDU) yang berencana melakukan private placement hingga 3,75 miliar saham baru. Dengan harga pelaksanaan Rp16 per saham, ini setara dengan sekitar 71,43% dari modal disetor setelah aksi tersebut selesai.
Private placement ini bertujuan untuk mendatangkan dana sekitar Rp60 miliar yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan investasi. Proses ini juga menjadi bagian dari perubahan pengendali, di mana Penajam Makmur Jaya ditunjuk sebagai calon pengendali baru.
Selain itu, Surya Toto Indonesia (TOTO) juga menarik perhatian dengan pengumuman terkait dividen tunai interim tahun buku 2025 senilai Rp103,2 miliar. Ini setara dengan 26% dari total kas yang dimiliki perusahaan pada September 2025, menunjukkan komitmen TOTO terhadap pemegang saham.
Perkembangan Jadwal dan Pembayaran Dividen
Jadwal cum dividen untuk pasar reguler dan negosiasi akan berlangsung pada 25 November, diikuti dengan ex dividen pada 26 November. Hal ini memberikan peluang bagi investor untuk melakukan transaksi sebelum menerima dividen yang dijadwalkan pada 16 Desember.
Dengan dividen yang setara Rp10 per saham, TOTO menunjukkan kinerja yang solid, berpadu dengan posisi kas yang menguntungkan. Pengumuman ini sering menjadi sinyal positif bagi investor, yang melihat dividen sebagai indikasi kesehatan dan stabilitas perusahaan.
Sementara itu, pada penutupan indeks, fluktuasi saham menunjukkan dinamika yang terus berkembang di pasar modal. Keberanian investor asing untuk kembali berinvestasi dapat mempengaruhi sentiment pasar dalam jangka pendek maupun panjang.
