Survei terkini yang dipublikasikan oleh RBC Wealth Management bersama Campden Wealth mengindikasikan bahwa perusahaan keluarga atau family office kini lebih memilih sikap berhati-hati dalam kebijakan investasi mereka. Hal ini terjadi setelah adanya pengumuman dari Presiden Amerika Serikat mengenai kebijakan tarif terbaru pada awal April yang lalu.
Berdasarkan rilis yang diambil dari survei terhadap 141 perusahaan pengelola kekayaan keluarga ultra-kaya di Amerika Utara, sekitar 52% responden berpendapat bahwa uang tunai dan aset likuid lainnya akan memberikan imbal hasil paling optimal dalam waktu dua belas bulan ke depan. Di sisi lain, lebih dari 30% responden berkeyakinan bahwa kecerdasan buatan (AI) berpotensi memberikan hasil yang lebih baik.
Jika dibandingkan dengan survei tahun lalu, pilihan akan ekuitas pertumbuhan dan industri pertahanan dianggap kurang menarik. Masing-masing hanya dianggap pilihan oleh kurang dari sepertiga dari responden yang terlibat dalam survei tersebut.
Perubahan Ekspektasi Imbal Hasil Investasi untuk Tahun 2025
Family office kini menurunkan ekspektasi mereka terkait imbal hasil untuk tahun 2025. Rata-rata imbal hasil portofolio yang diharapkan tercatat hanya sebesar 5% untuk tahun ini, jauh berkurang dari 11% yang dilaporkan pada tahun 2024. Menariknya, sekitar 15% responden memperkirakan imbal hasil negatif, yang belum pernah terlihat pada tahun sebelumnya.
Prioritas utama dalam kebijakan investasi untuk tahun 2025 menunjukkan kecenderungan peningkatan likuiditas, yang ditandai oleh almost separuh responden memilih opsi ini. Sementara itu, pilihan teratas pada tahun lalu, yaitu diversifikasi portofolio, kini terlihat berkurang menarik.
Pelaksanaan survei ini berlangsung dari bulan April hingga Agustus. Bill Ringham selaku perwakilan dari RBC Wealth Management mengungkapkan bahwa gejolak yang dialami pasar akibat tarif dan ketegangan geopolitik telah berkontribusi besar terhadap sikap pesimistis yang ditunjukkan oleh hasil survei.
Risiko Terkait Depresiasi Dolar AS
Meskipun pasar di Amerika Serikat telah mencapai rekor tertinggi sejak musim semi tahun lalu, family office masih mempertahankan pandangan skeptis mereka. Sebanyak 52% responden menyebutkan adanya risiko yang mungkin muncul akibat depresiasi dolar AS yang cukup signifikan.
Saat ini, nilai tukar dolar telah mengalami penurunan hampir 9% sejak awal tahun. Beberapa bank terkemuka, termasuk UBS, memprediksi bahwa depresiasi tersebut akan berlanjut. Sebagai tambahan, family office kini menghadapi performa yang tidak memadai di sektor ekuitas swasta dan modal ventura.
Sekitar 25% responden mengisyaratkan bahwa dana ekuitas swasta tidak memberikan imbal hasil investasi yang diharapkan untuk tahun 2025. Sementara 15% lainnya merasakan hal yang serupa untuk investasi langsung ekuitas swasta. Modal ventura mencatat tingkat sentimen terendah, di mana 33% responden melaporkan imbal hasil yang kurang memuaskan.
Strategi Meningkatkan Alokasi Keuangan Keluarga
Walau demikian, family offices terlihat meningkatkan alokasi dana ke bentuk kas, bukan hanya untuk memitigasi risiko, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan peluang investasi yang mungkin muncul di masa depan. Langkah ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian terhadap perubahan pasar yang sedang berlangsung.
Menurut Ringham, banyak family office yang kini memiliki visi lebih luas terkait warisan dan keberlanjutan keluarga mereka. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan modal untuk memanfaatkan peluang yang ada di pasar dengan cermat dan berencana.
Optimisme yang lebih berhati-hati, menurut Ringham, dapat terlihat dari perubahan strategi alokasi aset responden. Hanya ada sekitar 3% family office yang berencana meningkatkan alokasi dana ke kas dan aset likuid, sementara itu 20% ingin menambah investasi di sektor ekuitas swasta langsung dan 13% pada dana ekuitas swasta.
Menurut pandangannya, investasi di pasar swasta kini dipandang sebagai langkah vital dalam membangun kekayaan jangka panjang yang cukup untuk melampaui inflasi dan mendukung pertumbuhan kebutuhan keluarga. Potensi keuntungan dari investasi ini diharapkan dapat mendatangkan hasil yang lebih baik di masa mendatang.
