PT Pradiksi Gunatama Tbk. (PGUN), yang dimiliki oleh Haji Isam, mencatatkan pertumbuhan yang sangat signifikan dalam laba bersih selama kuartal III 2025. Laba bersih PGUN mencapai Rp 101,4 miliar, melesat tinggi sebesar 451% dibandingkan kuartal III 2024 yang hanya mencatatkan Rp 18,4 miliar.
Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penjualan bersih yang mencapai 38,6%, menjadi Rp 537,8 miliar dari sebelumnya Rp 387,8 miliar. Penguatan ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan pada segmen minyak kelapa sawit, yang menjadi andalan perusahaan.
Menariknya, kontribusi utama dari pendapatan PGUN berasal dari penjualan minyak kelapa sawit yang menyumbang 87,61% dari total pendapatan. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, ventura ini mengalami kenaikan penjualan sebesar 32,63% year-on-year, mencapai Rp 471,17 miliar.
Analisis Pertumbuhan Pendapatan Perusahaan Secara Mendalam
Analisis lebih dalam menunjukkan bahwa PGUN berhasil mencatat pertumbuhan penjualan tertinggi dari inti kelapa sawit, dengan kenaikan mencapai 117,82%. Meskipun kontribusinya terhadap total pendapatan hanya 12,29% atau sekitar Rp 66,09 miliar, pencapaian ini menunjukkan potensi produk tersebut.
Di sisi lain, beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan, yakni meningkat 10,18% year-on-year, sehingga total beban mencapai Rp 350,2 miliar. Kendati demikian, laba kotor PGUN tetap tumbuh dengan baik, mencapai Rp 187,5 miliar, meningkat dari Rp 28,2 miliar pada tahun sebelumnya.
Kenaikan laba kotor ini mencerminkan efisiensi operasional perusahaan meskipun beban meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa PGUN mampu mengoptimalkan pendapatan yang diperoleh dari penjualannya dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Pembahasan Laba Usaha dan Beban Keuangan
Kenaikan laba usaha PGUN juga patut dicatat, mencapai Rp 148,6 miliar, dibandingkan dengan Rp 51,3 miliar pada tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa penjualan yang kuat dikombinasikan dengan manajemen biaya yang baik mampu mendorong keuntungan usaha perusahaan.
Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 32,7 miliar, tetapi keuntungan dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp 6 miliar berkontribusi positif terhadap laba usaha. Dengan demikian, walaupun ada penambahan beban, PGUN masih mampu mempertahankan kinerja yang baik.
Beban keuangan yang mencapai Rp 24,4 miliar dan beban lain-lain Rp 5,6 miliar memainkan peran penting dalam perhitungan pajak sebelum pajak penghasilan. Total pajak kini berada di angka Rp 129,9 miliar, melonjak dari Rp 23,9 miliar sebelumnya, mencerminkan kinerja luar biasa dari perusahaan.
Rincian Laba Bersih dan Kapasitas Aset Perusahaan
Setelah mengkalkulasikan beban pajak penghasilan sebesar Rp 30,4 miliar dan manfaat pajak tangguhan sebesar Rp 1,9 miliar, laba bersih tahun berjalan PGUN akhirnya mencapai Rp 101,4 miliar. Rekor ini menjadi tonggak penting bagi perusahaan dalam pencapaian kinerja keuangannya selama satu tahun penuh.
Total aset PGUN hingga kuartal III 2025 tercatat sebesar Rp 2,4 triliun, meskipun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan total aset akhir tahun 2024 yang mencapai Rp 2,6 triliun. Penurunan ini perlu dicermati dalam konteks pengelolaan aset dan strategi ke depan perusahaan.
Secara keseluruhan, PGUN menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam kinerja keuangannya. Meskipun ada tantangan berupa peningkatan biaya, manajemen yang bijak memungkinkan perusahaan tetap berada di jalur yang positif.
